27 December 2015

The Way He Proposed

....Diapun bertekuk lutut dihadapanmu membawa cincin seraya berkata, "Maukah kau menikah denganku?"
Kyaaaa.....~ (≧▽≦)/ *geli geli merinding*. Apakah seperti itu impian para wanita saat dilamar kekasihnya? Hmm mungkin secara umum memang begitu soalnya kan kaya di pelem-pelem romantis gitcuuu.

Kalau aku karena udah lama pacaran (secara udah 6 tahun gellak ლ(ಠ_ಠ ლ)  jangan ditiru guys) gak pernah lagi deh berkhayal tentang hal itu yang penting ada kepastian, yaa.. meskipun dulu kalau denger lagu "Be my wife"-nya Tangga jadi berkhayal yang romantis-romantis (≧▽≦)
♫•*¨* "Share your life and be my wife... ❤"•.¸¸♪
Hingga akhirnya hari kepastian itupun tiba, eh bentar mau cerita asal mulanya dulu deh *duh labil. Jadi semua berawal dari percakapan santai (santai tapi serius) di whatsapp yang intinya:

A: "Tahun depan kita nikah yuk!"
B: "Hayu...hayu...!"

Jangan ditanya siapa yang jadi si A dan si B karena aku lupa. Percakapan yang terkesan main-main ya. Tapi setelah itu kita langsung cari info tentang pernikahan, apa yang perlu dipersiapkan, biayanya yang pasti dan semua rencana ini tentunya harus dengan restu orang tua.

27 Desember 2014
Dia datang sendiri ke rumah untuk bertemu aku seperti biasa orang tuaku, berbicara dengan Bapaku dan mengutarakan niatnya untuk menikah denganku. Saat itu dia hanya bermodalkan keberanian dan niat yang kuat bahkan tabungan nikah belum ada. Namun, dia tidak pernah bilang, "ayo rajin menabung buat pernikahan kita." Yang dia katakan, "ayo perbanyak lagi sedekah kita, agar niat kita dilancarkan Allah." Dan ya saat itu pula aku semakin yakin untuk menerima lamarannya. Meskipun kami tahu hubungan ini dimulai dengan cara yang salah, insya Allah tidak ada kata terlambat untuk berubah dan hijrah. :)

Yaa...begitulah caranya melamarku.
couldn't ask for more..

No comments:

Post a Comment